Haripuisi.info - Keluarga Pecinta Sastra (KPS) Ciputat meriahkan perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) 2018 dengan berbagai jenis perlombaan sastra.
Acara yang bekerjasama dengan Forum Lingkar Pena (FLP) Ciputat ini, mengusung tema Reinkarnasi: Ketika Puisi Berjalan dengan Kakinya Sendiri. Acara ini berlangsung pada tanggal 29 September 2018, mengambil tempat di area wisata alam Kandang Jurang Doank di wilayah Ciputat.
“Peringatan HPI
Ciputat ini adalah yang kedua kali diadakan. Tahun sebelumnya hanya baca puisi
biasa saja. Tapi tahun ini kita mengadakan dalam bentuk lomba” ujar Ketua Pelaksana HPI Ciputat, Ratih Purnamasari.
Setidaknya, sebanyak 240 peserta
bersaing untuk memperebutkan piala lomba yang terbagi ke dalam 3 kategori yaitu
Lomba Baca Puisi, Cipta Puisi, dan Cipta Cerpen. Mereka merupakan para pegiat
sastra mulai dari kalangan pelajar Sekolah Dasar (SD) sampai profesional.
Bahkan salah satu peserta mengaku telah berusia 51 tahun.
Acara tersebut
merupakan puncak dari rangkaian kegiatan HPI setelah sebelumnya kegiatan
diawali dengan lomba Cipta Cerpen dan puisi.
“Sebelum acara puncak
ini, tanggal 25 Agustus lalu kita sudah buka untuk Lomba Cipta Puisi dan
Cerpen,” jelas Ratih.
Ditemui di tempat yang
sama, Ketua KPS Ciputat, Nila Munasari mengatakan bahwa HPI Jilid VI
merupakan ajang untuk menghidupkan kembali dunia sastra di wilayah Tangerang
Selatan.
“Antusias peserta
sangat besar. Bahkan sampai hari-H masih ada yang daftar. Jadi acara ini bisa
bikin warga Tangerang Selatan semakin giat berkarya dan bersastra”, pungkas
Nila.
Selain lomba, ada
beberapa acara yang turut mewarnai jalannya acara ini diantaranya penampilan
dari Penyanyi asal Tangerang, Sholihati, Launching Novel Pertemuan di Heathrow
karya Ratih Slyntherin, Pameran Seni Lukis karya Zainal Abidin dan ditutup
dengan acara Poetry Open Mic Session.
Salah seorang Dewan Juri lomba, Muhammad Rois Rinaldi mengapresiasi kerja
keras rekan-rekan panitia yang menggelar acara tersebut.
“Kegiatan seperti ini
perlu dikembangan dan dipertahankan di ranah Tangsel (baca: Tangerang Selatan).
Bahkan kalau bisa kedepannnya ada kegiatan rutin yang mampu meningkatkan
gairah sastra dan literasi”, ucap Rois.
Ketua Forum Lingkar
Pena Ciputat, Zham Sastera mengaku sangat mendukung dan menaruh harapan besar
pada Kota Tangerang Selatan agar menjadi rujukan (Role Model) bagi para pecinta
sastra.
“Semoga Tangerang
Selatan khususnya Ciputat bisa menjadi ikon kegiatan sastra di bumi Banten
ini,” tegasnya.