Haripuisi.info - Bonjol (26/08/18).
Jalan kampung ini biasanya hanya ramai dilintasi para penambang emas atau anak-anak
berpacu lari untuk tiba di sekolah agama (MDA). Tapi hari ini beda, di bahu
jalan tak jauh dari gerbang kampung tampak buku-buku di hamparkan di atas
terpal plastik. Ada buku anak-anak, remaja, dan lebih didominasi buku puisi.
Dua remaja putri
berjilbab merah, baju putih rok hitam, dan seorang remaja putra beseragam putih
hitam tampak ramah melayani pengunjung yang mendekat ke tempat tersebut.
Suara bait bait puisi
dari pengeras suara mengisi udara sekitar kampung. Silih berganti pembaca puisi
menaiki anak tangga rumah tua sekaligus panggung utama acara. Kampung Tanjung
Bungo, Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol, Pasaman (Sumatera Barat) di rumah
tua yang dipercaya masyarakat setempat sebagai kediaman Tuanku Imam Bonjol, tokoh
Paderi pahlawan nasional menjadi pusat
perhatian pengunjung sore itu.
Tempat ini dipilih Forum
Pegiat Literasi Kabupaten Pasaman sebagai lokasi acara pembuka perayaan Hari Puisi
Indonesia (HPI) 2018 Pasaman. "Puisi Pusako Kito" adalah tema yang
diusung.
"Tujuannya lewat
puisi kita mengenal, merawat dan melestarikan cagar budaya" ungkap Arbi
Tanjung, ketua panitia sekaligus Ketua Umum Forum Pegiat Literasi Pasaman.
Adapun rangkaian
kegiatan perayaan HPI 2018 Pasaman yaitu (1) pembuatan film dokumenter
"Rang Pasaman Bicara Puisi dan Cagar Budaya" (kumpulan wawancara
walinagari, camat, bupati dan wakil bupati Pasaman terhadap kaitan antara
puisi, cagar budaya dan pengembangan masyarakat Pasaman). (2) Parade Puisi
(pembacaan puisi oleh seluruh lapisan masyarakat, pelajar, mahasiswa dan umum).
(3) Mewarnai lukisan cagar budaya bagi anak anak TK dan SD. (4) Satu Kata
Darimu Untuk Puisi Pasaman (tiap pengunjung menulis satu kata untuk dirangkai
jadi puisi nantinya oleh penyair nusantara yang hadir di puncak perayaan HPI Pasaman,
pada 22-23 September 2018. (5) Lapak Baca (mendekatkan bacaan ke masyarakat
terutama pada kegiatan di ruang publik).
"Ini satu terobosan
yang inspiratif untuk mengakrabkan antara puisi, masyarakat dan kekayaan cagar
budaya serta berpotensi sebagai agenda wisata yang edukatif" ungkap Ricky Riswandi, Kepala Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Pasaman pada sambutannya.
"Bonjol memiliki
kekayaan historis yang bisa digali lewat beragam cara seperti yang dilakukan
pada hari ini. Puisi jadi punya fungsi penting pada kita semua. Cagar budaya
bisa dikenal masyarakat luas lewat puisi" sambut Mayonis, Camat Bonjol.
"Kami sangat bangga
dan terharu sebagai warga Tanjung Bungo dan kami berterimaksih kepada Forum
Pegiat Literasi Pasaman yang punya perhatian untuk menggiring masyarakat
mengenal rumah Tuanku Imam Bonjol lewat kegiatan puisi" ungkap ketua
pemuda setempat, Yopi Irawan.
Sore hingga senja para
pelajar, anak-anak dan masyarakat umum dari berbagai sekolah dan daerah lain
ikut meramaikan acara Di antaranya dari Panti, Lubuksikaping, Rao.
Para penambang emas yang
hendak pulang ke rumah terpaksa hentikan sepeda motornya Jika pembaca puisi
beraksi di badan jalan.
"Tak ada tenda
khusus buat tamu dan pengunjung, kecuali kursi plastik. Lalu lalang aktivitas
masyarakat berjalan sebagaimana lazimnya. Tak ada pula penutupan jalan. Ini
sengaja kami lakukan agar semua orang bisa menikmati suasana asli aktivitas
masyarakat setempat" lanjut Arbi Tanjung.
HPI Pasaman tahun ini
dilaksanakan estafet di 5 kecamatan (Bonjol, Panti, Lubuksikaping, Padang
Gelugur, Simpati dan puncaknya pada perayaan titik kulminasi di Equator,
Bonjol 22-23 September 2018.